Kamis, Februari 24

LANJUTAN DAFTAR TANAMAN OBAT

Pacar Air

(Impatiens balsamina Linn.)
Sinonim :
Impatiens cornuta, Linn. Impatiens hortensis, Desf. Impatiens mutila, D.C. I.triflora Blanco Balsamina mutila, DC.
Familia :
Balsaminaceae
Uraian :
Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna hijair muda tanpa daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah, oranye, ungu, putih, dll., ada yang "engkel" dan ada yang "dobel". Buahnya buah kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 80 cm.

Nama Lokal :
Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta), Nusatenggara: pacar foya, pacar aik; Sulawesi: Tilang-gele duluku, kolendingi unggaagu; Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, ; inai anyer. (Maluku); Feng xian hum (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Peluruh haid, Kanker pencernaan, Bengkak, Reumatik, Bisul; Gigitan ular, Ranadang kulit, Keputihan, Tulang patah/retak; Rasa nyeri, Anti-inflamasi, tertusuk benda asing di kerongkongan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, hangat, sedikti toxic (beracun). Berkhasiat melancarkan peredaran darah, melunakkan masa/benjolan yang keras. KANDUNGAN KIMIA: Bunga :Anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar :Cyanidin mono-glycoside.





Pacar Cina

(Aglaia odorata Lour.)
Sinonim :
= Camunium sinense, Rumph.
Familia :
Meliaceae
Uraian :
Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini didatangkan dari Cina. Bunganya sering digunakan untuk mengharumkan teh atau pakaian. Perdu, tinggi 2 - 6 m, batang berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam. Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 - 5. Anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3-6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya.5 - 16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah, panjang 6 - 7 mm, dengan ruang 1 - 3, biji 1 - 3. Perbanyakan melalui cangkok.

Nama Lokal :
Culan (Sunda). pacar culam (Jawa).; Pacar cina, culan (Sumatera). Mi zi lan (China). ;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Perut kembung, batuk, pusing, mempercepat persalinan, memar,; Bisul, darah haid banyak, bau badan, diare, sukar menelan.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pacar cina bersifat pedas, manis, netral, masuk meridian paru, lambung, dan hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun pacar cina mengandung minyak asiri, alkaloid, damar, garam mineral, dan tanin.




Padi

(Oryza, sativa L)
Sinonim :
Familia :
Poaccae (Gramincae)
Uraian :
Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm - 1,5 m. Batang tegak, lunak, beruas, berongga, kasar, warna hijau. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 ern, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir 9 padi setelah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.

Nama Lokal :
Pare, pantun, pari, padi (Jawa). pade, rom, r. pedeh, page,; eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). wanat, ; fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala,; alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). ame, eme,; pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, ; Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, pantun, pade,; pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara).; Reis (Jerman), riz (Perancis), riyst (Belanda), rice (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tidak napsu makan, gangguan pencernaan, beri-beri, kesemutan; Keguguran, demam, diare, gondongan, rematik, keseleo, bisul,; Radang payudara, radang kulit, rambut kotor, keringat berlebihan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat hangat dan manis. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral, serta masuk meridian limpa dan lambung. KANDUNGAN KIMIA : Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B,





Pala

(Myristica fragrans Houtt,)
Sinonim :
--
Familia :
Myristicaceae.
Uraian :
Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna putih kotor, daun tunggal, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau mengkilat. Perbungaan bentuk malai, keluar dari ketiak daun. Bunga jantan berbentuk bola, warna kuning. Biji kecil, bulat telur, selubung biji merah, biji berwarna hitam kecokelatan

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Myristicae Arillus, Macis; Kembang Pala (selubung biji buah) Myristicae Semen; Biji Pala. Myristicae fructus Cortex; Kulit buah Pala.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menetralkan. KHASIAT Arilus : Stomakik, karminatif, dan stimulan. Biji:Karminatif, spasmolitik, dan antiemetik. PENELITIAN Sudjiman Djojosengodjo S. Bagian Farmakologi, FKH UGM., Telah melakukan penelitian efek sedatif infus biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian secara oral menghasilkan simpulan berikut. a. Infus biji Pala 10% efek sedatif lebih tinggi daripada infus biji Pala 5%. b. Efek infus biji Pala 10% lebih kurang 1/10 efek klorpromazina 0,05%. Sukapti, Harjoso Hardjopranoto, Rahardjo, dkk., 1978. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak Pala terhadap efek relaksasi otot polos usus halus kelinci terpisah. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Pala mempunyai efek relaksasi terhadap otot polos usus halus. Umi Sapta Rini dan Nurfina Aznam, 1980. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: dr. R.H. Yodono dan Drs. Sarjoko, Apt. Telah melakukan penelitian efek sedatif seduhan biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah diberi seduhan biji Pala pada konsentrasi 60% dan 80%.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Arilus: Minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Biji: Minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat. Kulit buah: Minyak atsiri dan zat samak.





Pandan Wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Sinonim :
= P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr.
Familia :
Pandanaccae
Uraian :
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.

Nama Lokal :
Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf (neurastenia), tidak napsu makan, rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna.





Pare

(Momordica charantia L.)
Sinonim :
= M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia :
Cucurbitaceae
Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.





Patah Tulang

(Eupharbia tirucalli L.)
Sinonim :
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman yang berasal dari Afrika tropis ini menyukai tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung. Di Indonesia ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot, atau tumbuh liar dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 600 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 2-6 m, pangkal berkayu, banyak bercabang, bergetah seperti susu yang beracun. Tangkainya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah. Patah tulang mempunyai ranting bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, warnanya hijau. Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7-25 mm, cepat rontok. Bunga terdapat diujung batang, berupa bunga majemuk yang tersusun seperti mangkok, warnanya kuning kehijauan. Buahnya bila masak akan pecah dan melemparkan biji-bijinya. Selain digunakan sebagai tanaman obat, diketahui juga cabang dan ranting yang telah dikeringkan bila dibakar dapat mengusir nyamuk. Getahnya digunakan untuk meracun ikan sehingga mudah ditangkap, tetapi berbahaya bila mengenai mata karena dapat menyebabkan buta. Di Jawa, tanaman ini jarang berbunga. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang

Nama Lokal :
Susuru (Sunda), kayu urip, pacing tawa, tikel balung (Jawa),; Kayu jaliso, kayu leso, kayu langtolangan, kayu tabar (Madura); Patah tulang (Sumatera), kayu potong (Kangean).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit lambung, rhematik, sifilis, nyeri saraf, penyakit kulit, kusta; Wasir, tulang patah, sakit gigi, tahi lalat membesar dan gatal, kutil; Tertusuk benda tajam (kaca), kapalan/penebalan kulit, keseleo;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bau lemah, rasa mula-mula tawar, lama-lama menimbulkan rasa tebal di lidah. Getah beracun (toksik). KANDUNGAN KIMIA: Getah mengandung senyawaan euphorbone, taraksasterol, alfa-laktucerol, euphol, senyawaan damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat pahit.





Patikan Cina

(Euphorbia thymifolia Linn.)
Sinonim :
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Terna kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak, berambut, terdapat di mana-mana diantara rumput di halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempat-tempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Batang dan daunnya agak kemerah-merahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah. Daunnya bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga berwarna merah muda.

Nama Lokal :
Patikan cina (Indonesia), Gelang pasir, krokot cina (Jawa); Ki mules, nanangkaan gede, useup nana (Jawa),; jalu-jalu tona (Maluku); Xiao lei yang cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare, wasir/berdarah;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak asam, astringent, sedikit sejuk. Anti-inflamasi, peluruh air seni, menghilangkan gatal (antipruritic). KANDUNGAN KIMIA: Akar: Myricyl alkohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, hentriacon-tane. Batang dan daun: Cosmosiin.





Patikan Kerbau

(Euphorbia hirta, Linn.)
Sinonim :
Euphorbia pilulifera, Linn. E. capitata, Wall.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Patikan kerbau (Euphorbia hirta) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak ditemukan di daerah kawasan tropis. Di Indonesia tumbuhan Patikan kerbau dapat ditemukan diantara rerumputan tepi jalan, sungai, kebun-kebun atau tanah pekarangan rumah yang tidak terurus. Biasanya patikan kerbau ini hidup jadi satu dengan Patikan Cina (Euphorbia Prostrata, Ait) pada ketinggian 1 - 1400 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji. Patikan kerbau mempunyai warna dominan kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonya memiliki cabang dengan diameter ukuran kecil. Daun Patikan kerbau mepunyai bentuk bulat memanjang dengan taji-taji. Letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-hadapan. Sedang bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan kerbau hidupnya merambat (merayap) di tanah.

Nama Lokal :
Fei Yang Cao (Cina), Amanpat chaiarisi (India),; Gelang susu (Malaysia), Patikan Kerbau (Indonesia); Nanangkaan (Sunda), Patikan Kebo, Patikan Jawa (Jawa); Kak sekaan (Madura), Sosononga, Lobi-lobi (Halmahera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang tenggorokan, Bronkhitis, Asma, Disentri, Radang perut; Diare, Kencing darah, Radang kelenjar susu, Payudara bengkak; Eksim;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya : alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin, ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan tarakseron serta kautshuk.






Pecut Kuda

(Stachytarpheta jamaicensis (L) Vahl)
Sinonim :
= S. marginata, Vahl = S. pilosiuscula H. B. K. = S. Villosa Turcz. = S.urticifolia Dalz. et Gibs. = Verbena indica, Linn. = V.jamaicensis, Linn.
Familia :
Verbenaceae
Uraian :
Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi ± 50 cm, tumbuh liar di sisi jalan daerah pinggir kota, tanah kosong yang tidak terawat. Daun letak berhadapan, bentuk bulat telur, tepi bergerigi, tidak berambut. Bunga duduk tanpa tangkai pada bulir-buhr yang berbentuk seperti pecut, panjang ± 4-20 cm. Bunga mekar tidak berbarengan, kecil-kecil warna ungu, putih. Stachytarpheta indica Vahl, lebih tinggi dapat mencapai 1 - 2 m, dipelihara sebagai tanaman pagar hidup, mempunyai khasiat obat yang sama.

Nama Lokal :
Pecut kuda, Jarongan, Jarong lalaki, ngadi rengga, ; remek getih, jarong, biron, sekar laru, laler mengeng,; rumjarum, ki meurit beureum.; Yu long bian (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi dan Batu saluran kencing, Reumatik, Sakit tenggorokan; Pembersih darah, haid tidak teratur, Keputihan, Hepatitis A;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin, anti radang, peluruh air seni. KANDUNGAN KIMIA: Glikosida, alkaloid.





Pegagan

(Centella asiatica, (Linn), Urb.)
Sinonim :
= Hydrocotyle asiatica, Linn. = Pasequinus, Rumph.
Familia :
Umbelliferae
Uraian :
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.

Nama Lokal :
Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, Campak, Demam, Amandel (Tonsilis), Sakit tenggorokan; Bronkhitis, Infeksi dan Batu saluran kencing, Mata merah, Wasir; Keracunan, Muntah darah, Batuk darah, mimisan, Cacingan, Lepra;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen),






Pepaya

(Carica papaya, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Cariccaceae
Uraian :
Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.

Nama Lokal :
Papaw (Inggris), Pepaya (Indonesia), Gedang (Sunda); Betik, Kates, Telo gantung (Jawa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu ginjal, Hipertensi, Malaria, Sakit keputihan, Kekurangan ASI; Reumatik, Malnutrisi, Gangguan saluran kencing, haid berlebihan; Sakit Perut saat haid, Disentri, Diare, Jerawat, Ubanan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan buah pepaya masak (100 gr) - Kalori 46 kal - Vitamin A 365 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 78 mg - Kalsium 23 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 12 mg - Besi 1,7 mg - Protein 0,5 mg - Air 86,7 gram Kandungan buah Pepaya Muda (100 gr) - Kalori 26 kalori. - Lemak 0,1 gram - Protein 2,1 gram - Hidrat Arang 4,9 gram - Kalsium 50 mg - Fosfor 16 mg - Besi 0,4 mg - Vitamin A 50 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 19 mg - Air 92,4 gram Disamping itu buah pepaya juga mengandung unsur antibiotik, yang dapat digunakan untuk pengobatan tanpa ada efek sampingannya. Buah Pepaya juga mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan makanan lebih sempurna, disamping memiliki daya yang dapat membuat air seni bereaksi asam, yang secara ilmiah disebut zat caricaksantin dan violaksantin. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : - Vitamin A 18250 SI - Vitamin B1 0,15 mg - Vitamin C 140 mg - Kalori 79 kal - Protein 8,0 gram - Lemak 2 gram - Hidrat Arang 11,9 gram - Kalsium 353 mg - Fosfor 63 mg - Besi 0,8 mg - Air 75,4 gram Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin






Permot

(Passiflora foetida L.)
Sinonim :
P. baraquiniana Lem., P. hastata Bertol., P. hircina Sweet., P. nigelliflora Hook., P. polyaden Vell., P. gossypifolia Desv., P. hibiscifolia Lam., P. hirsuta Lodd., P. obscura Lindl., P. variegata Mill.
Familia :
Passifloraceae
Uraian :
Permot berasal dari Amerika Tropis dan di sini tumbuh liar di tempat-tempat terbuka yang mendapat cahaya matahari, seperti di semak-semak, tanah lapang yang terlantar, atau merambat di pagar. Tanaman ini bisa ditemukan pada 1--1.000 m dpl. Terna merambat dengan panjang 1,5--5 m ini mempunyai rambut putih, dengan alat pembelit yang duduk pada batang. Daun tunggal, bertangkai dengan panjang 2--10 cm, letak berseling, helaian daun bentuknya lebar, dan berlekuk menjari tiga. Ujungnya runcing, pangkal berbentuk jantung, tepi bergelombang, panjang 5--13 cm, lebar 4--12 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal, diameter sekitar 5 cm, warnanya putih atau ungu muda. Buahnya buah buni, bulat lonjong, panjang 3--5 cm, dibungkus oleh pembalut. Biji banyak. Buah yang masak bisa dimakan dan rasanya manis. Daun muda dapat dimasak sebagai sayur.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: gegambo, lemanas, remugak. Jawa: kaceprek, kileuleueur, permot, pacean, tajutan, ceplukan blungsung. Nusa Tenggara: bungan putir, moteti, buah pitri. NAMA ASING Long zhu guo (C), marie goujeat (P), lac tien, day nhan long (V), co hong tien (T), stinking passion flower, tagua passion flower, hispid granadilla (I). NAMA SIMPLISIA Passiflorae foetidae Herba (herba permot).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Rasanya manis, agak pahit, sifatnya sejuk. Seluruh bagian herba ini berkhasiat antiradang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta membersihkan panas dan racun. Buah juga berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik) dan memperkuat paru.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Buah, biji, dan daun mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Buah masak mengandung Ca, P, Fe.





Petai Cina

(Leucaena leucocephala, Lmk. de wit)
Sinonim :
Leucaena glauca, Benth.
Familia :
Mimesaceae
Uraian :
Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Buah petai cina termasuk buah polong, berisi biji-bibji kecil yang jumlahnya cukup banyak. Petai cina oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan segalanya. Petai cina cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Petai cina di Indonesia hampir musnah setelah terserang hama wereng. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang.

Nama Lokal :
Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro (Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda), Kalandingan (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Cacingan, Gairah seks, Luka baru dan bengkak; Tluseben (kasura);
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Biji dari buah polong petai cina (Leucaena leucocephala) yang sudah tua setiap 100 gram mempunyai nilai kandungan kimia berupa : - Kalori 148 kalori, - Protein 10,6 gram, - Lemak 0,5 gram, - Hidrat arang 26,2 gram, - Kalsium 155 miligram, - fosfor 59 gram, - Zat besi 2,2 gram, - Vitamin A 416 SI, - Vitamin B1 0,23 miligram - Vitamin C 20 miligram.





Pinang

(Areca catechu L.)
Sinonim :
= A. hortensis, Lour.
Familia :
Arecaceae
Uraian :
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri; Tidak nafsu makan, Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi,;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun: Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh kencing, pencahar. KANDUNGAN KIMIA: Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses. Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang.





Pisang

(Musa Paradisiaca, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Musaceae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah

Nama Lokal :
Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C - Lemak - Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat - Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih telut - Zat Tepung





Pohon Merah

(Euphorbia puicherrima Willd. Et Klotzsch)
Sinonim :
= Poinsettia pulcherrima, R. Grah.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman hias yang asalnya dari Mexico ini dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok bila ditanam pada ketinggian sekitar 600 m dpi. Perdu tegak, tinggi 1,5-4 m, berkayu, bercabang, bergetah seperti susu. Daun tunggal, bertangkai, letak tersebar, bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang terbesar kerapkali dengan 2-4 lekukan, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-1 5 cm, lebar 2,5-6 cm, bagian bawah berambut halus, tangkai daun muda warnanya merah, setelah tua hijau. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium, keluar diujung percabangan. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk lanset, warnanya merah, kadang-kadang berwarna kuning. Cyathium tinggi 1 cm, hijau dengan taju merah dan 1 kelenjar besar, pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 cm, masih muda hijau, setelah tua coklat. Biji bulat, coklat. Sekarang banyak varietasnya yang berasal dari Eropa, dan merupakan hasil pemuliaan. Tanaman lebih pendek, daun lebih lebar dengan warna daun pelindung bermacam-macam, seperti merah, putih atau merah muda.

Nama Lokal :
Kastuba, ki geulis (Sunda). Racun, kedapa (Bali); Godong racun, wit racun, racunan (Jawa), ; Denok, puring, bengala. (Sumatera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang kulit, Tulang patah, bengkak terpukul, luka luar; Melancarkan ASI dan Haid.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, sepat, sejuk, sedikit beracun. Perangsang muntah, melancarkan pengeluaran air susu ibu (galaktagog). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang: Saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, kanji.




Portulaka

(Portulaca grandiflora Hook.)
Sinonim :
--
Familia :
Portulacaceae
Uraian :
Portulaka berasal dari Brazilia. Biasanya, ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. Herba ini memerlukan sinar matahari penuh agar tumbuh subur dan berbunga meriah. Portulaka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh terlentang atau naik ke atas, panjang 15--30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau hijau. Daun tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal rapat, ke bagian pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging, berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujungnya tumpul, panjang 1--3,5 cm, warnanya hijau. Bunga berkumpul berkelompok 2--8 di ujung batang, mekar pada pukul delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye, atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5--8 mm. Biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyakan dengan stek batang atau biji yang sudah tua.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bunga pegawai tinggi, kembang tabuh delapan, sutera bombay, apulaka, cantik manis. NAMA ASING Ban zhi lian (C), Portulak (B), rose-moss, sun plant (I). NAMA SIMPLISIA Portulacae grandiflorae Herba (herba portulaka)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak, penghilang nyeri (analgesik), antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga mengandung betacyanin, betanin, dan betanidin.






Poslen

(Talinum trianguiare (Jacq.) Wilid.)
Sinonim :
= T. racemosum, Rohrbach.
Familia :
Portuiacaceae
Uraian :
Poslen banyak ditemukan sebagai gulma di daerah tropika, atau dibudidayakan sebagai tanaman sayur atau tanaman obat. Tanaman asli dari Amerika tropis ini pada tahun 1915 didatangkan ke Jawa dari Suriname, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Terna menahun, tumbuh tegak atau pangkainya berbaring, tinggi 35-60 cm dengan akar yang menggelembung seperti wortel. Batangnya lunak, banyak bercabang, bagian pangkal berwarna cokelat-kemerahan, sedangkan batang muda berwarna hijau. Daun bertangkai pendek, letak tersebar, panjang 3-13 cm, lebar 1,5-5 cm, bentuknya bulat telur sungsang, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi rata, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai, keluar dari ujung tangkai. Bunga mekar diwaktu siang hari, dengan 5 daun mahkota yang warnanya ungu kemerah-merahan. Buahnya bulat memanjang, warnanya hijau kekuningan bergaris merah, berisi banyak biji. Daun dan batang muda dapat dimakan sebagai lalab atau sayur. Perbanyakan dengan biji atau stek batang yang tua.

Nama Lokal :
Poslen, gelang, krokot blanda (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bisul, bengkak;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Peluruh kencing, menghilangkan pembengkakan.






Prasman

(Eupatorium triplinerve Vahl.)
Sinonim :
= E. ayapana Vent.
Familia :
Asteraceac
Uraian :
Berasal dari Amerika tropis. Tumbuban ini banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai dataran rendah sampai ketinggian 1.600 m dpl. Banyak ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan. Semak, tinggi 50 - 100 cm. Batang berkayu, beruas-ruas, bercabang, berambut tebal, merah muda. Daun tunggal, letak berhadapan, bentuknya lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin, dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 5 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, panjang tangkai bunga + 4 mm, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau keunguan, mahkota bentuk bintang, kecil, berambut putih, ungu kemerahan. Buah berupa buah kendaga. Perbanyakan dengan biji atau setek akar.

Nama Lokal :
Jukut prasman (Sunda), godong prasman, rajapanah (Jawa).; Acerang, daun prasman, daun panahan (Sumatera).; Ayapana (Perancis), ayapana tea (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, kurang napsu makan, mimisan, haid tidak teratur.; Kencing sedikit, sembab (edema), busung air, demam, pilek, ; Diare kronis.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun prasman mengandung minyak asiri (antara lain kumarin), ayapanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin dan ayepin berkhasiat hemostatis. Sedangkan akar prasman mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol.






Pulai

(Alstonia scholaris [L.] R. Br.)
Sinonim :
A. spectabilis, R.Br.
Familia :
Apoeynaccae
Uraian :
Pulai yang termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 - 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 - 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.

Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. KANDUNGAN KIMIA : Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978).






Pule Pandak

(Rauvolfia serpentine [L.] Bentham ex. Ku)
Sinonim :
= Ophioxylon obversum, Mq. = 0. serpentinwn, Linn. = O. trifoliatum, Gaertn. = Hunteria sundana, Mq.
Familia :
Apoeynaceae
Uraian :
Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 m dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 m, bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3 - 20 ern, lebar 2 - 9 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, masih muda hijau bila masak warnanya hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina.

Nama Lokal :
Pulai pandak (Jawa). akar tikus (Sumatera).; Yin tu luo fu mu (China). serpent wood, serpentine (Inggris).; Chandrika chhota chand, sarpaganh (India, Pakistan).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, vertigo, diare,; Sakit tenggorokan, sakit pinggang, sakit perut pada disentri, ; Muntah, Malaria, influenza, radang kandung empedu, bisul,; Hepatitis akut, susah tidur (insomnia), gangguan jiwa (mania), ; Kurang napsu makan, hiperfungsi kelenjar gondok (hipertiroid),; kudis (skabies), biduran (urtikaria), gigitan ular/kalajengking,; Luka terpukul atau terbentur (memar), hernia.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Batang dan daun bersifat pahit, manis, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya tergantung dari daerah asal tumbuhnya. Grup I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila digunakan peroral (minum). Grup II (tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine. Grup III termasuk alkaline lemah (secondary amities): reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine. Reserpine berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang pembentukan testosteron yang dapat membangkitkan gairah seks.






Pulutan

(Urena lobata Linn.)
Sinonim :
= Urena monopetala, Lour. = Urena scabriuscula, DC. = Urena sinuata, Linn. = Urena tomentosa, Blume.
Familia :
Malvaceae
Uraian :
Jenis tumbuhan berserat dari suku kapas-kapasan, tumbuh di daerah iklim tropik termasuk di Indonesia. Tumbuh liar di halaman, ladang, tanah kosong dan tempat-tempat yang banyak sinar matahari sampai setinggi + 1. 800 m di atas permukaan laut. Tumbuhan perdu tegak yang bercabang banyak ini mempunyai batang dan tangkai yang liat sehingga sukar dipatahkan dan seluruh tanaman ditumbuhi rambut halus, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun tunggal, berlekuk menjari 3,5 atau 7, tumbuh berseling, panjang 3 - 8 cm, lebar 1 - 6 cm, tepi bergigi, warna daun bagian atas hijau, bagian bawah hijau muda, pangkal daun membulat, ujung runcing. Bunga berwama ungu, keluar dari ketiak daun. Buahnya bulat, penampang ± 5 mm, berambut seperti sikat, beruang 5, tiap ruangan berisi 1 biji.

Nama Lokal :
Pungpulutan, pungpulutan awewe, pungpurutan (Sunda); legetan, pulutan pulutan kebo, pulutan sapi (jawa); Polot (Madura), Kapuhak, kaporata (Sumba),; Bejak, kakamomoko, kokomomoko (Halmahera),; Taba toko (Ternate).; Di tao hum (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Panas influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, Reumatik; Keputihan, Bengkak, Muntah darah, Sukar melahirkan, Bisul; Luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Rasa manis, tawar, sejuk. Penurun panas, anti-radang, anti-rematik. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung zat lendir, biji mengandung 13 -14%, lemak.





Putri Malu

(Mimosa pudica Linn.)
Sinonim :
= Mimosa asperata, Blanco.
Familia :
Mimosaccae
Uraian :
Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.

Nama Lokal :
Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes,; Reumatik, Cacingan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine.




1 komentar:

liseum mengatakan...

Yang butuh bibit Inai bisa hubungi saya di chasiapro@gmail.com atau 082136712513 Trims Prabowo JOgja