Kamis, Februari 17

LANJUTAN DAFTAR TANAMAN OBAT

Dadap Ayam

(Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr)
Sinonim :
Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr
Familia :
Papillionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm. Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah; bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5 cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat, bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji, 10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12, panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap Ayam.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan insektisid PENELITIAN Derizar Deniska, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Dra. Asmi Ilyas, Apt. dan Dr. Injomanoto, DMM, M.Sc. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan, fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin.




Dadap Serep

(Erythirna subumbrans(Hask.) Merr)
Sinonim :
Erythrina lithosperma Miq. non Bl.
Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Daun: Antipiretik dan anti inflamasi. Kulit Kayu: Ekspektoran. PENELITIAN Roswina Silalahi, 1988. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian efek antipiretik hasil penyarian dan infus daun Dadap Serep terhadap burung merpati. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Dadap Serep berkhasiat sebagai antipiretik, sedangkan hasil penyarian dengan kloroform tidak memberikan efek antipiretik. Sebagai kontrol digunakan suspensi parasetamol 300 mg/kg bb. Roy Mustakin, 1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Drs. Rusdi, M.S. dan Dra. Armenia, M.S. Telah melakukan penapisan aktivitas farmakodinamik ekstrak etanol daun beberapa species Erythrina (E. orierrtalis, E. irtdica, dan E. litliospernla). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak etanol ketiga daun tersebut memiliki aktivitas penekanan sistem saraf pusat, relaksasi otot simpatolitik dan para simpatomimetik. Aktivitas analgesik hanya terdapat pada E. indica dan F. litlnosperrrla. Intensitas efek meningkat dengan meningkatnya dosis yang diberikan. Christine Gunawan, 1993. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. Soemartojo. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Dadap Serep terhadap produksi air susu pada mencit yang menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang bermakna produksi air susu pada pemberian infus Dadap Serep 40%.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina.





Dandang Gendis

(Clinacanthus nutans Lindau)
Sinonim :
Clinacanthus burmani Nees.
Familia :
Achantaceae.
Uraian :
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun Dandang Gendis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Rasa pahit, bau aromatis.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.






Daruju

(Acanthus ilicifolius L.)
Sinonim :
A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ).
Familia :
acanthaceae.
Uraian :
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair payau. Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. Daruju dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi Radix (akar daruju).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak (ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).
Pemanfaatan :
Komposisi :
Akar mengandung flavone dan asam amino





Daun Dewa

(Gynura segetum (Lour.) Merr.)
Sinonim :
= Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. pseudo-china DC. = G. divaricata DC. = G. ovalis DC. = Senecio divarigata L.
Familia :
Compositae
Uraian :
Terna tahunan, tegak, tinggi ± 50 cm, pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm.

Nama Lokal :
Beluntas cina, daun dewa (Sumatra), Samsit; San qi cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul, Pendarahan, Batuk darah, muntah darah, mimisan; Infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa; Pembekuan darah, Tulang patah, pendarahan setelah melahirkan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA : Saponin, minyak atsiri, flavonoid.





Daun duduk

(Desmodium triquetrum [L.] D.C.)
Sinonim :
= Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.
Familia :
Papilionaceae (Leguminosae)
Uraian :
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 - 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 20 cm, lebar 1,5 - 2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 - 3,5 cm, lebar 4 - 6 mm, berambut, berisi 4 - 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,; Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik), dan peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K20. Buah daun duduk mengandung saponin, dan flavonoida, sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.





Daun Encok

(Plumbago zeylanica L.)
Sinonim :
= P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour.
Familia :
Plumbaginaceae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.

Nama Lokal :
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama (Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone (2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian : Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA USU, 1990).




Daun Jintan

(Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.)
Sinonim :
Coleus amboinicus Lour. Coleus aromatica Benth.
Familia :
Lamiaceae (Labiatae).
Uraian :
Tanaman semak, menjalar. Batang berkayu, lunak, beruas-ruas. Ruas yang menempel di tanah akan tumbuh akar, batang muda berwarna hijau pucat. Daun tunggal, mudah patah, bentuk bulat telur, tebal, tepi beringgit, berabut, panjang 6-7 cm, lebar 5-6 cm, bertulang menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, berbentuk tandan, mahkota bentuk mangkok warna ungu. Bagian yang Digunakan Seluruh bagian tumbuhan.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Plectranthi amboinici Herba; Herba Daun Jintan.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan darah. SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan darah. PENELITIAN Ifiwati Wibowo,1992. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Dra. Dien Ariani L. dan dr. Irwan S. Telah melakukan penelitian daya antibakteri ekstrak Daun Jintan terhadap kuman gram negatif dari penderita infeksi saluran kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Daun Jintan dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli mulai konsentrasi 1,2 gr/ml dan bakteri P. mirabilis mulai konsentrasi 1,0 g/ml.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Minyak atsiri, mengandung fenol, dan senyawa kalium.





Daun Kentut

(Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Sinonim :
= P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.





Daun Madu

(Barleria cristata L.)
Sinonim :
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips, panjang 1,5 cm, berbibir tiga sampai empat, kecokelatan. Biji kecil, pipih, warna cokelat.

Nama Lokal :
Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.





Daun Sendok

(Plantago mayor L.)
Sinonim :
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia :
Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).





Daun Senna

(Cassia angustifolia Vahl.)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun ujung), mempunyai 3-7 pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, susunan sirap. Benang sari memiliki bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah.

Nama Lokal :
--

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Fraksi polisakarida daun Cassia angustifolia yang diuji dengan allogenic tumor Sarcoma-180 pada mencit, berefek positif dalam penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam tubuh akan mengalami suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli) menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air dan mencegah reabsorpsi air dalam saluran pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut . FARMAKOLOGI KLINIK Waktu aksi senna berkisar antara 8-10 jam, sehingga sebaiknya diminum pada waktu malam. Senosida dapat menghilangkan keluhan konstipasi pasien (irritable bowel syndrome). Pada dosis terapi tidak ditemukan adanya gangguan kebiasaan waktu defekasi; dapat melunakkan tinja dan meningkatkan kecepatan transit makanan dalam kolon melalui peningkatan gerakan peristaltik. Senosida sedikit diserap pada bagian atas saluran gastrointestinal. EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN Pada penggunaan jangka panjang atau penggunaan yang salah akan berakibat pada kehilangan elektrolit (terutama ion kalium) serta dapat menjadi penyebab albuminuria, hematuria, deposisi pigmen pada mukosa usus dan kerusakan pada myenteric plexus. KONTRA INDIKASI Illeus, kerusakan usus, stenosis, atoni, radang, colonopathics, appendisitis, status dehidrasi, konstipasi kronik, wanita hamil, dan menyusui, serta anak anak di bawah umur 10 tahun. INTERAKSI Adanya interaksi dengan glikosida jantung (digitalis, strophanthus) dapat terjadi peningkatan ekskresi ion kalium. Pada hipokalemia (karena penggunaan laksatif angka panjang), dapat terjadi peningkatan efek obat antiaritmia (seperti misaInya kinidin). Penggunaan dengan obat lain yang menginduksi terjadinya hipokalemia seperti tiazida, adrenokortikosteroid atau Liquiritiae Radix dapat memacu timbulnya ketidak seimbangan elektrolit. TOKSISITAS Daun senna dapat menyebabkan kesakitan dan dermatitis. Gejala utama yang timbul akibat overdosis adalah diare yang hebat, sehingga ada kemungkinan kehilangan cairan dan elektrolit.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida A,B,C,D,E,F; glikosida rhein, sejumlah kecil aloeemodin, musilago (10%), flavonoid (turunan kaemferol), glikosida naftalena, isoramnetin, asam krisofanat, senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-sitosterol.






Daun Ungu

(Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.)
Sinonim :
= G. hortense, Nees.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut. Batang : Batangnya berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul. Daun : mempunyai struktur posisi daun yang letaknya berhadap- hadapan Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian tandan yang berwarna merah tua.

Nama Lokal :
Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Melancarkan buang air seni, Melancarkan haid,; Reumatik/Encok, Bisul;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Daun ungu (Graptophyllum pictum) memiliki kandungan kimia, antara lain : - alkohol - Pektin - Asam formiat.





Delima

(Punica granatum L.)
Sinonim :
Malum granatum Rumph.
Familia :
Punicaceae.
Uraian :
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau (Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati Pericarpium (Wit buah delima).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine (C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.






Tidak ada komentar: