Kamis, Februari 24

Lanjutan Tanaman Obat

Lada

(Piper nigrum L.)
Sinonim :
--
Familia :
Piperaceae.
Uraian :
Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang 3,5-22 cm, warna hijau. Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik, diuretik, dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon, dkk. Pusat Penelitian Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah Lada dan buah Cabai Jawa, terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit. Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, menyebabkan perpanjangan waktu reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 mg/kg bb, dan lebih pendek dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76 mg/kg bb yang diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb dapat menghambat proses hepatotoksis pada mencit.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak.





Landep

(Barleria prionitis L.)
Sinonim :
= Prionitis hystrix, Miq.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di Indonesia ditemukan di daerah yang beriklim kering, tumbuh liar atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu, tinggi 1,5 - 2 m. Batang berkayu, segi empat, berbuku- buku, berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun. tunggal, daun muda berambut, letak berhadapan., panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai daun jorong sampai lanset atau bundar telur memanjang, ujung meruncing, pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak berombak, panjang 2 - 18 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga tunggal, simetris dua sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju lima, bentuk elips memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih, mengilap seperti beludu, warna cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
Jarong, kembang landep (Sunda), landep (Jawa).; Bunga landak (Sumatera). landhep (Madura).; Katshare'ya, kurantak (India, Pakistan),; Percufine flower (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut busung air,; Kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, cacingan,; Beser mani (spermatorea).;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. KANDUNGAN KIMIA : Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, da,n silikat Sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Rebusan daun landep dan daun kumis kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antara rebusan daun landep konsenttasi 20%, 40%, dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fenny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992). 2. Lebih tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990).





Landik

(Barleria lupulina Lindl.)
Sinonim :
Familia :
Acanthaccae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang.

Nama Lokal :
Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.





Legundi

(Vitex trifolia L.)
Sinonim :
Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f.
Familia :
Verbanaceae
Uraian :
Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x 1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua. Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau stek batang; jikamenggunakan stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman. Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang dan lempung.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus putih secara oral 16,65 g/kg BB.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna menggunakan metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri, juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak.





Lempuyang Gajah

(Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith)
Sinonim :
--
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50 cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM. Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (mempunyai efek sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a-terpineol (45%), dan y-terpinen (10%).





Lempuyang Wangi

(Zingiber aromaticum Val.)
Sinonim :
--
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji. Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering menimbulkan kerusakan.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis aromaticae rhizoma; Rimpang Lempuyang Wangi

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan, infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri pada otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak menimbulkan perubahan kadar air dan minyak atsiri.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula.





Lengkuas

(Alpinia galanga, Linn., Willd.)
Sinonim :
Lenguas galanga, Linn., Stuntz.
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi

Nama Lokal :
Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia); Laos (Jawa), Laja (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis; Morbili, Panu;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.




Lenglengan

(Leucas lavandulifolia Smith)
Sinonim :
= L. linifolia, Spreng.
Familia :
labiatae
Uraian :
Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil-kecil, warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sukar tidur, Sakit kepala, Influenza, Batuk, Batuk rejan, difteri; Jantung berdebar, Tidak datang haid, Pencernaan terganggu; Cacingan, Kencing manis (Diabetes melitus, Kejang, ayan (epilepsi);
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri.





Lidah Buaya

(Aloe Vera Linn.)
Sinonim :
Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.
Familia :
Liliaceae
Uraian :
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

Nama Lokal :
Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik, Jerawat;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin.





Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, parit, taman, secara lokal melimpah.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester, benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4.





Lobak

(Raphanus sativus L.)
Sinonim :
--
Familia :
Brassicaceae.
Uraian :
Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji lonjong.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 setelah pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-1 setelah pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C.







Tidak ada komentar: