Kamis, Februari 24

LANJUTAN DAFTAR TANAMAN OBAT

Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)
Sinonim :
P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.
Familia :
Thymelaeaceae
Uraian :
Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).
Pemanfaatan :
Komposisi :
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.





Mahoni

(Swietenia mahagoni Jacq.)
Sinonim :
= S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq.
Familia :
Meliaceae
Uraian :
Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Mahagoni, maoni, moni.;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam; Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, Ekzema, Rematik;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida





Mamang Besar

(Cleome spinosa L.)
Sinonim :
= Gynandropsis speciosa., (H. B. K.), DC.
Familia :
Capparidaceae
Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Asli dari Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di dataran rendah sampai 1.400 m dpl., pada tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperatur udara yang sedang. Herba tahunan, tumbuh tegak, tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak rapat, berbau keras. Daun bertangkai, letak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5. Anak daun letaknya duduk, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata tulang daun menyirip, warnanya hijau. Anak daun yang ditengah, ukurannya lebih besar. Bunganya bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunga berwarna ungu atau putih. Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai yang panjang, panjang 7-11 cm, warnanya hijau. Bijinya banyak, halus-halus. Perbanyakan dengan biji atau setek.

Nama Lokal :
Kumis kucing, mamang besar. (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba. (Jawa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rhematik, Luka terpukul (memar).;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, manis, hangat. Melancarkan peredaran darah, melemaskan otot yang tegang.





Manggis

(Garcinia mangostana L.)
Sinonim :
--
Familia :
Clusiaceae (Guttiferae).
Uraian :
Pohon, selalu hijau, tinggi 6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah kuning. Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan atas hijau gelap permukaan bawah hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm. Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Kelopak daun kelopak, dua daun kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota terdiri dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelompok). Bakal buah beruang 4-8, kepala putik berjari-jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3,diselimuti oleh selaput biji yang tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Asal usul tidak diketahui. Waktu berbunga Mei - Januari. Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 m dpl pada berbagai tipe tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik), sering sebagai tanaman buah. lklim yang diperlukan adalah adanya kelembaban dan panas dengan curah hujan yang merata. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji yang telah dikecambahkan terlebih dahulu dalam kantong plastik (segera setelah dikeluarkan dari buah). Kecambah dapat ditanam di lapangan setelah berumur 2 - 3 tahun, dengan jarak tanarn 10 m. Tanaman muda harus dilindungi/dinaungi dan akan berbuah setelah berumur 8-15 tahun. Pohon yang dipupuk akan lebih cepat berbuah. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan metode kultur jaringan turus kuncup ketiak daun menggunakan Indole Butyric Acid (IBA) sangat kecil.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Garciniae mangostanae Cortex fructus; Kulit buah Manggis. Garciniae mangostanae Radix; Akar Manggis. Garciniae mangostanae Folium; Daun Manggis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan tipe baru dari histamin. Toksisitas Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid . Kulit kayu, kulit buah dan lateks kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di(3-metil-2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana





Mangkokan

(Nothopanax scutellarium Merr.)
Sinonim :
= N. cochleatum, (Lamk.), Miq. = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb. = Panax cochleatum, DC.
Familia :
Araliaceac
Uraian :
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.

Nama Lokal :
Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko-mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera), rau paroro (Ternate).; Platitos (Tagalog), saucer leaf, shell leaf (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.





Melati

(Jasminum sambac, Ait.)
Sinonim :
Familia :
Oleranceae
Uraian :
Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.

Nama Lokal :
Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.





Mengkudu

(Morinda citrifolia, Linn.)
Sinonim :
Bancudus latifolia, Rumph.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Nama Lokal :
Mengkudu (Indonesia), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.





Meniran

(Phylanthus urinaria, Linn.)
Sinonim :
Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P. leprocarpus, Wight.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat Penyamak




Mimba

(Azadirachta indica A. Juss.)
Sinonim :
--
Familia :
Meliaceae
Uraian :
Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung gum, pahit. Daun menyirip gasal berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun bergerigi kasar, remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30 cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan, bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari membentuk tabung benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki panjang rata rata 3 mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu berbunga Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Metabolit yang ditemukan dari Azadirachta indica antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, salanol, azadirachtin. Biji mengandung azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion dan alkaloid. Metabolit yang ditemukan dalam ekstrak ranting segar yang larut dalam dikIorometana antara lain desasetil nimbinolid, desasetil nimbin, desasetil isonimbinolid. Kulit batang dan kulit akar mengandung nimbin, nimbinin, nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol, margosin (suatu senyawa alkaloid). Hasil hidrolisis ekstrak bunga ditemukan kuersetin, kaemferol, dan sedikit mirisetin. Dari bagian kayu ditemukan nimaton, 15% zat samak terkondensasi. Buah mengandung alkaloid (azaridin). Daun mengandung Paraisin, suatu alkaloid dan komponen minyak atsiri mengandung senyawa sulfida. Tangkai dan ranting hijau mengandung 2 tetranortriterpenoidhidroksibutenolida yaitu desasetilnimbinolida dan desasetilisonimbinolida yang berhasil diisolasi bersama dengan desasetilnimbin.` Di samping itu terdapat pula senyawa 17-epiazadiradion, 17-p-hidroksiazadiradion, azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, dan gedunin.





Mindi Kecil

(Melia azedarach L.)
Sinonim :
M. azadirachta L., M. dubia auct. (non. Cav.) How et T. Chen, M. dubia Cav., M. japonica G. Don., M. toosendan Sieb.et Zucc.
Familia :
Meliaceae
Uraian :
Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl. Pohon yang bercabang banyak ini mempunyai kulit batang yang berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. Daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan panjang 20-80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10--20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 cm. Jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga atau kutu.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: renceh, mindi kecil. Jawa: gringging, mindi, cakra-cikri. NAMA ASING Ku lian pi (C), xoan, sau dau, kho luyen, may rien(V), chinaberry, bead tree, persian lilac, barbados lilac (I). NAMA SIMPLISIA Meliae Cortex (kulit kayu mindi kecil), Meliae Fructus (buah mindi kecil).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (ku lian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun (toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik). Buah mindi kecil (chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat antijamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing. Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Toosendanin merupakan komponen aktif pada mindi kecil yang berkhasiat antelmintik dan bekerja lebih lama dari santonin. Pada percobaan in vitro, infus Meliae Cortex dengan konsentrasi 25--50% menyebabkan kelumpuhan cacing keremi yang berasal dari tikus. Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM) atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan toosendanin dapat menimbulkan depresi pernapasan.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin (C30H38O11) dan komponen yang.larut (C30H40O12). Selain itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina), kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat berracun, 60% minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur. Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol.





Mondokaki

(Ervatamia divaricata (L.) Burk.)
Sinonim :
= E. coronaria, Stapf. = Tabernaemontana coronaria, Willd. = T. divaricata, R.Br.
Familia :
Apocynaceae
Uraian :
Mondokaki biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Asalnya dari India, tersebar di kawasan Asia Tenggara serta kawasan tropik lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu tegak yang banyak bercabang, tinggi 0,5-3 m, batang bulat berkayu, mengandung getah seperti susu. Daun tunggal, tebal seperti kulit, letak berhadapan, 9 bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya bulat telur memanjang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan alas licin mengkilap, tulang daun menyirip, panjang 6-15 cm, lebar 2-4 cm, warnanya hijau. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan beberapa bunga. Bunga biasanya double, warnanya putih dengan bagian tengah berwarna kuning, diameter 5 cm, wangi. Buahnya buah kotak, bulat panjang, berbulu. Biji berdaging, berselaput, warnanya merah. Tanaman ini mempunyai akar tunggang, bentuknya silindrik, diameter 1-5 cm, warnanya kuning, permukaan luar bergabus tipis dan tidak mudah terkelupas. Perbanyakan dengan stek atau cangkok.

Nama Lokal :
Mondokaki, bunga wari (Jawa), bunga nyingin (Nusatenggara),; Kembang mantega, kembang susu (sunda), bunga manila,; Bunga susong.;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bisul, Batuk berdahak, Radang Payudara, Digigit anjing gila; Hipertensi, Radang mata,Tulang patah, sakit gigi, Cacing keremi.; Diare, Gigitan binatang berbisa, Tenggorok bengkak, Terkilir.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Asam, sejuk. Membersihkan panas dan racun (toksin), menghilangkan sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, obat cacing (anthelmintik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang dan akar: Tabernaemontanin, koronarin, koronandin; dregamin, vobasin, korin,, kortin, lupeol, tanin.






Murbei

(Morus alba L.)
Sinonim :
= M. australis, Poir. = M. atropurpurea, Roxb. = M. constantinopalita, Poir. = M. indica, Linn. = M. rubra, Lour.
Familia :
Moraceae
Uraian :
Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. dan memerlukan cukup sinar matahari. Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa seperti di lereng gunung, tetapi pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tabun. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, setelah masak menjadi hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan unluk makanan ulat sutera. Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan dengan setek dan okulasi.

Nama Lokal :
Besaran (Indonesia). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam (Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry, mulberry (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi (hipertensi), ; Kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah (elephantiasis), ; Radang mata merah (conjunctivitis acute), memperbanyak ASI,; Keringat malam, muntah darah, batuk darah, batuk berdahak,; Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), tidak datang haid, ; Gangguan saluran cerna, sesan napas (asma), cacingan,; Muka bengkak (edema), sukar kencing (disuria), neurastenia,; Jantung berdebar (palpitasi), rasa haus dan mulut kering,; Sukar tidur (insomnia), telinga berdenging (tinnitus), sembelit,; Tuli, vertigo, hepatitis, kurang darah (anemia), rambut beruban,; Sakit kepala, s.tenggorokan, s.gigi, s.kulit, s.pinggang (lumbago),; Menyuburkan pertumbuhan rambut.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Buah bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian paru. Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun murbei mengandung ecdysterone, inokosterone, lupeol, beta-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, alfa-, beta-hexenal, cis-beta-hexenol, cis-lamda-hexenol, benzaidehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, aceto'ne, trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan karoten), asam klorogenik, asam fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. B uahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids: alfa-,beta-amyrin, sitosterol, sitosterol-alfa-glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A,B,C, oxydihydromorusin. (3) Coumarins: umbelliferone, dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga mengandung betulinic acid, scopoletin, alfa-amyrin, beta-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji: urease. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Eedysterone berkhasiat hipoglikemik.





Nampu

(Homalomena occulta [Lour.] Schott.)
Sinonim :
H, javanica V.A.V.R.
Familia :
Araceae
Uraian :
Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Terna yang hidupnya lama ini mempunyai tinggi 50--100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. Daun tunggal, tangkai panjangnya 50--60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70--90 cm, lebar 20--35 cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, berkelamin dua, panjang 15--30 cm, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna cokelat.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Cariyang bodas, c. beureum (Sunda), nampu, nyampu (Jawa Tengah). NAMA ASING: Qian nian jian, cien nien kien (C). NAMA SIMPLISIA Homalomenae Rhizoma (rimpang nampu).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya agak pahit, pedas, sifatnya hangat, dan tidak berracun. Afinitas pada meridian hati dan ginjal. Berkhasiat menghilangkan angin dan lembab serta memperkuat tendon dan tulang.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Rimpang nampu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Daunnya mengandung saponin dan flavonoid.





Nanas

(Ananas comosus (L.) Merr.)
Sinonim :
A. Sativus Schult., Ananassa sativa Lindl., Bromelia comosa L.
Familia :
Bromeliaceae.
Uraian :
Nanas berasal dari Brasil. Di Indonesia, nanas ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Buahnya selain di makan secara langsung, bisa juga diawetkan dengan cara direbus dan diberi gula, dibuat selai, atau dibuat sirop. Buah nanas juga dapat digunakan untuk memberi citarasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya yang berserat dapat dibuat benang ataupun tall. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: ekahauku (Enggano), anes (Aceh), nas (Gayo), henas, kenas, honas, hanas (Batak), gona (Nias), asit, nasit (Mentawai), enas, kanas, nanas (Melayu), aneh, naneh (Minangkabau), kanas, kanyas, nas, nyanyas (Lampung). Jawa: danas, ganas (Sunda), nanas (Jawa); lanas, nanas (Madura): Kalimantan: kanas, samblaka, malaka, uro usan, kayu usan, kayu ujan, belasan. Nusa Tenggara: manas (Bali), nanas (Sasak), aruma, fanda, pandal (Bima), panda (Sumba), nana (Sawu), peda, anana, pedang (Flores), parangena, nanasi (Taluud).Sulawesi: tuis mangandow, na'asi, nanasi, tuis, tuis ne walanda, busa, pinang (Ut.Alf.), nanati (Gorontalo), lalato (Buol), nanasi (Toraja), pandang (Makasar, Bugis), edan, ekam, hedan (Timor). esne (Kisar), ngewu (Tanimbar). Maluku: ai nasi, than baba-ba, kai nasi (Seram Timur), bangkalo, kampora, kanasoi (Seram Barat), anasu, banggala, bangkala, kai nasu, kambala, kampala (Seram selatan), arnasinu, kanasi, kurnasin, mangala, nanasi (Amb.Alf.), nanasu, anasul (Ulias). Irian Jaya: Manilmap, miniap. NAMA ASING: Pineapple (I), ananas (I;B;P;J), Pinya (Tag.). NAMA SIMPLISIA: Ananas Fructus (buah nanas).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Buah masak sifatnya dingin, berkhasiat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan, membantu mencernakan makanan di lambung, antiradang, peluruh kencing (diuretik), membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement), mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat penggumpalan trombosit (agregasi platelet), dan mempunyai aktifitas fibrinolitik. Buah muda rasanya asam, berkhasiat memacu enzim pencernaan, antelmintik, diuretik, peluruh haid (emenagog), abortivum, peluruh dahak (mukolitik), dan pencahar. Daun berkhasiat antipiretik, antelmintik, pencahar, antiradang, dan menormalkan siklus haid. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Penelitian terhadap pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap mutu susu sapi telah dilakukan. Ternyata, pada penambahan 3,4 ml sari buah nanas diperoleh populasi bakteri terendah, yaitu 37,60x 10' sel/ml dan kadar lemak tertinggi 7,594%. Pada penambahan 3,2 ml sari buah nanas diperoleh kadar protein tertinggi 19,138°Io (M. Nuh Nasution, Jurusan Biologi FMIPA UNAND, 1993). Ternyata, enzim yang terkandung dalam buah nanas berkhasiat debridement yang cepat (percobaan dilakukan pada tikus yang mengalami luka bakar). Pemberian ekstrak nanas muda sebanyak 0,2 ml pada mencit hamil dapat mematikan embrio mencit jika diberikan pada umur kehamilan 2 dan 4 hari. Jika diberikan pada umur kehamilan 6 hari, kehamilan tetap berlangsung dan dapat melahirkan normal (Mulyoto, FB UNSOED, 1986).
Pemanfaatan :
Komposisi :
Buah mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelain. Bromelain berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Daun mengandung calsium oksalat dan pectic substances.





Nanas Kerang

(Rhoeo discolor (L.Her.) Hance)
Sinonim :
Oyster Plant (English name).
Familia :
Commefinaccae
Uraian :
Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-gawaran, berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, batang kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah, warna daun di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang.

Nama Lokal :
Bang lan ye (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bronkhitis, Batuk, TBC kelenjar, Mimisan, Disentri, Berak darah;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sejuk. Anti radang, memelihara paru, mencairkan dahak, anti batuk, anti diare, membersihkan darah.





Ngokilo

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Sinonim :
Strobilantes crispus Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka.

Nama Lokal :
Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling (Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kandungan kimia yang terdapat pada ngokilo sampai sekarang belum diketahui, karena belum ada penelitian ilmiah. Berdasarkan pengalaman, tumbuhan ini ternyata berkhasiat obat.





Ngokilo

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Sinonim :
Strobilantes crispus Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka.

Nama Lokal :
Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling (Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kandungan kimia yang terdapat pada ngokilo sampai sekarang belum diketahui, karena belum ada penelitian ilmiah. Berdasarkan pengalaman, tumbuhan ini ternyata berkhasiat obat.





Ngokilo

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Sinonim :
Strobilantes crispus Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka.

Nama Lokal :
Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling (Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kandungan kimia yang terdapat pada ngokilo sampai sekarang belum diketahui, karena belum ada penelitian ilmiah. Berdasarkan pengalaman, tumbuhan ini ternyata berkhasiat obat.





Nona Makan Sirih

(Clerodendrum thomsonae Balff.)
Sinonim :
= Clerodendron thomsonae, Balf.f.
Familia :
Verbenaceae
Uraian :
Tanaman ini biasa ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau di taman-taman, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari Afrika tropis, dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus. Perdu memanjat atau merambat, tinggi 2-5 m. Tanaman ini mempunyai ranting muda yang bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung ranting atau ketiak daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, warnanya merah berseludang putih kekuningan, Buah bulat warnanya hijau dengan 2-4 biji, bila masak warnanya coklat hitam. Perbanyakan dengan biji, stek atau pemecahan akar.

Nama Lokal :
-;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang selaput gendang telinga (tympanitis) pada anak- anak.;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Membersihkan panas dan racun (toksin).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

BOC Sciences provides a wide range of research chemicals and biochemicals including inhibitors, building blocks, GMP Products, impurities and metabolites, APIs for Veterinary, Natural Compounds, ADCs, Stem Cell Molecule and chiral compounds. 1-Deacetylnimbolinin B